日本のモスクニュース | Berita Masjid Jepang

アッサラーム アライクム

このたび、マスジド大塚の毎月行われている＂ホームレス支援炊き出しボランティア＂の活動が、読売新聞(10月12日付)に掲載されましたので、ご紹介いたします。

〜以下、本文抜粋〜

支援の弁当 モスク発

「ビリヤニ、どうぞ！」豊島区の東池袋中央公園に、ボランティアらの声が響いた。用意された約600食の弁当が、ヘジャブをかぶった女性らの手で次々と路上生活者らに配られていった。

　同公園で毎月行われている炊き出し。活動に参加して弁当を配布するのは、同区南大塚にあるモスク「マスジド大塚」に通うイスラム教徒（ムスリム）らだ。ビリヤ二は南アジアのムスリム圏が起源で、スパイスが利いた本格的なビリヤニは毎回好評という。簡易宿泊施設を転々としている無職の男性（44）は「宿に帰ったらゆっくり食べたい」と笑顔を見せた。

　モスクの事務局長で、パキスタン出身のクレイシ・ハールーンさん（59）は「貧しい人や困っている人を助けるのは、イスラムの教え」と語る。2011年の東日本大震災では近所の商店街にも呼びかけ、おにぎりなどの支援物資を100回以上、福島県などの被災地に届けた。

　支援活動を通じて交流が生まれ、イスラム過激派のテロ活動から連想される「怖い」というムスリムへのイメージの払拭にもつながった。日本人の大学生ボランティアらもモスクを訪れ、礼拝を見学したり、ムスリムと言葉を交わしながら弁当をパック詰めしたりしている。

　慶応義塾大3年の水野健太郎さん（20）は「遠い存在だと思っていたムスリムが炊き出しをしていることに驚いたが、参加してみると身近な人たちだと分かった」と話す。月1回の炊き出しは、互いを理解する国際交流の場にもなっている。

（写真と文　木佐賀冬星）

Makanan Bantuan dari Masjid

“Silakan, biryani-nya!”
Suara para relawan terdengar di Taman Higashi Ikebukuro Chūō, Distrik Toshima. Sekitar 600 kotak makan siang (bento) yang telah disiapkan dibagikan satu per satu oleh para perempuan berhijab kepada para tunawisma.

Kegiatan pembagian makanan ini diadakan setiap bulan di taman tersebut.
Yang ikut membagikan bento adalah para Muslim yang biasa beribadah di Masjid Ōtsuka, yang terletak di Minami-Ōtsuka, Distrik Toshima.

Biryani, makanan khas dari kawasan Muslim Asia Selatan yang kaya rempah, selalu mendapatkan sambutan hangat setiap kali diadakan kegiatan ini.
Seorang pria berusia 44 tahun yang tidak memiliki pekerjaan dan berpindah-pindah dari satu penginapan murah ke penginapan lainnya berkata sambil tersenyum,

“Saya ingin menikmatinya perlahan setelah kembali ke tempat tinggal saya.”

Sekretaris Masjid yang berasal dari Pakistan, Bapak Qureshi Haroon (59 tahun), mengatakan:

“Menolong orang miskin dan mereka yang kesusahan adalah ajaran Islam.”

Pada saat gempa besar Jepang Timur tahun 2011, beliau bersama masjid juga mengajak warga sekitar untuk memberikan bantuan — lebih dari 100 kali mereka mengirimkan onigiri dan bantuan lainnya ke wilayah terdampak seperti Fukushima.

Melalui kegiatan sosial ini, terjalinlah hubungan dan pemahaman antarwarga, serta membantu menghapus citra “menakutkan” terhadap umat Muslim yang sering dikaitkan dengan aksi terorisme.

Mahasiswa Jepang pun ikut menjadi relawan — mereka datang ke masjid, melihat langsung salat berjamaah, dan membungkus bento sambil berbincang dengan para Muslim.

Salah satunya, Mizuno Kentarō (20 tahun), mahasiswa tingkat tiga Universitas Keio, berkata:

“Saya awalnya mengira Muslim itu jauh dari kehidupan kita, tapi setelah ikut kegiatan ini, saya menyadari mereka adalah orang-orang yang sangat dekat dengan kita.”

Kegiatan pembagian makanan yang dilakukan sebulan sekali ini telah menjadi wadah pertukaran internasional untuk saling memahami satu sama lain.

(Foto dan tulisan oleh Kisaga Tōsei)